Stasiun Sukabumi

Fungsi
Melayani alur kereta api Bogor – Sukabumi – Cianjur


Didirikan oleh 
Staatsspoorwegen (SS)
Tahun (jalur operasi) :1873
Tahun (dibangun)      : 1879 – 1882
Lokasi : Jalan Stasiun Barat No. 2Citamiang,Sukabumi, Jawa Barat


       Pada tanggal 21 Maret 1882 rute Bogor – Sukabumi terhubung , rute ini memiliki potensi sebagai daerah wisata yang besar karena pada jalur ini pengguna kereta api dimanjakan oleh  pemandangan dan panorama alam yang indah dengan jalur yang melewati perbukitan dan pegunungan.
Selain itu, jalur kereta api antara Bogor – Sukabumi melintasi beberapa sungai, diantaranya Sungai Cipaku, Cisadane, Cibadak,  Cigembrong, Cilingsir, Cigombong, Cibeber, Cibojong, Cipalasari, Cicatih, Cikolawing,i Cigunung dan terakhir sungai Cipelak.
Para pengguna kereta api tidak hanya disuguhkan pemandangan alam yang indah dan asri saja oleh rute tersebut, namun sekaligus menjadi wisata sejarah karena rute tersebut dibangun oleh Staatsspoorwegen pada era pemerintah Hindia Belanda. Jadi secara tidak langsung para pengguna kereta api yang m
elewati rute tersebut telah melintasi sebuah rute yang bersejarah, yang memiliki nilai historis tersendiri bagi penikmat sejarah.
Jalur kereta api  dari stasiun Sukabumi menuju ke timur yaitu ke arah Lampegan, melewati beberapa stasiun, dimulai dari Stasiun Sukabumi – Halte Randji – Stasiun Gandasoli – Stasiun Cireungas – Stasiun Lampegan. Sebelum memasuki Stasiun Lampegan, jalur kereta api akan melewati sebuah terowongan yaitu terowongan Lampegan, yang mana terowongan tersebut dibangun pada tahun 1879 – 1882. Di sekitar Lampegan terdapat objek wisata yang terkenal, yaitu Kawasan wisata situs megalitik Gunung Padang. Mengenai Terowongan Lampegan, mungkin penulis akan membahasnya pada penulisan artikel selanjutnya.

Kebersihan di area stasiun Sukabumi cukup terjaga, terlihat beberapa petugas bagian kebersihan dengan sigap menyapu dan membersihkan lantai stasiun. Tempat duduk untuk para penumpang yang menunggu kedatangan ataupun keberangkatan kereta, cukup memadai dengan suasana di dalam stasiun yang cukup sejuk menambah kenyamanan.
Fasilitas toilet dan musholapun cukup memadai terlebih lagi fasilitas tersebut GRATIS dan memang seharusnnya seperti itu demi kenyamanan dan pelayanan yang optimal untuk para konsumen/pengguna. Stasiun Sukabumi telah mengalami perombakan untuk peremajaan bangunan namun tetap mempertahankan bentuk aslinya sayapun bersyukur karena pihak PT.KAI mempertahankan bentuk aslinya dan mempertahankan nilai historis yang terkandung didalamnya.
Di sekitar lokasipun masih dapat ditemukan beberapa artefak-artefak bersejarah sepertihalnya baud-baud rel yang bertuliskan “1909 W.R.X”, “OUGREE” ataupun “G.Bochon 1919” dan saya rasa masih banyak yang lainnya.
Ruang tunggu lobbypun cukup luas dan nyaman, terdapat dua buah loket sebagai tempat pemesanan tiket papan informasipun terpampang cukup jelas, juga terdapat tempat untuk ngecas/recharge HP ataupun perangkat elektronik yang biasa dibawa oleh pengunjung sambil menunggu kedatangan kereta mungkin bisa sambil ngecas hp atau menggunaka  WIFI stasiun yang mana GRATIS bagi para penumpang kereta.
Namun keadaan tersebut berbanding terbalik dengan keadaan di luar stasiun. Pintu masuk ke area stasiun hampir tidak terlihat karena tertutup hiruk-pikuk pasar, areal parkirpun tidak memadai untuk kendaraan roda 4 banyaknya kendaraan roda 2 yang terparkir di area membuat semakin sempitnya area depan stasiun, untuk roda 4 hampir tidak bisa memutar-arahkan kendaraannya karena pintu masuk hanya ada satu, di sisi yang lain ter
tutup oleh pasar yang menambah kesan kumuh dan tidak nyaman. Saya berharap kepada pemerintah setempat untuk bekerja sama dengan pihak stasiun dalam membenahi area depan stasiun menjadikan tata kota yang lebih nyaman dan teratur, jika melihat kondisi yang sebenarnya sungguh sangat ironis di zaman serba susah seperti ini perkereta-apian tidak begitu diperhatikan.




Padahal kereta api / kereta listrik mempunyai peranan yang sangat besar untuk sebuah alat transportasi massal, kereta api/ kereta listrik dapat mengurai kemacetan yang sudah semakin akut di tiap-tiap daerah, salahsatu solusi dari persoalan tersebut adalah mengoptimalkan penggunaan kereta api/listrik untuk lebih intensif. Penatan ulang area luar stasiun sangatlah penting untuk menarik minat para konsumen yang lainnya, sangat disayangkan jika tidak ada perubahan yang dilakukan oleh pemkot setempat malah terkesan seperti pembiaran yang dianggap tidak penting. Ingatlah “Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menjaga dan menghargai sejarahnya”. Jika putra-putri daerah atau pemkot setempat lupa akan hal tersebut?? “Apa kata dunia”!!!???


Daftar Pustaka

http://heritage.kereta-api.co.id/













Komentar